Huru-Hara Bulan November



Sebuah arak-arakan membelah jalanan Surabaya,
Membawa seorang jenderal yang berdiri gagah,
Namun itu tak lama,
Karena dekat jembatan merah,
Dia mati diterjang peluru pejuang bangsa,

Negara si jenderal marah,
Penuh amarah menyebar peringatan,
“Menyerahlah kalah,
atau Surabaya luluh lantak dihancurkan,
dari segala arah,”

Namun rakyat berdiri tak gentar,
Tak menyerah ancaman penjajah,
Mereka bersiap menatap huru hara besar,
Karena takut kemerdekaan sirna ke antah berantah,
Ditelan oleh penjajah yang lapar,

Pagi hari bulan sebelas hari ke-sepuluh,
Dari segala penjuru,
Mereka menyerang penuh,
Suasana hingar bingar desingan peluru,
Tak membuat semangat pejuang luruh,

Dor!!!
Hingar bingar tembakan senapan bersangkur,
Dor!!!
Jutaan rakyat jatuh tersungkur,
Dhuarr!!!
Ribuan bunga bangsa mati terbujur,

Namun rakyat tetap bertahan,
Tak ingin penjajah kembali datang,
Yang menjatuhkan segala kebebasan,
Ke dalam gelapnya dasar jurang.

Namun rakyat tetap melawan mereka,
Walaupun nyawa taruhannya,
Demi tegaknnya bendera pusaka,
Merdeka!!!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.